REAKSI-REAKSI OKSIDATIF PADA SENYAWA HIDROKARBON
Oksidasi Alkena : Hidroksilasi dan Pemutusan Ikatan
1. Hidroksilasi Alkena
Hidroksilasi alkena merupakan peristiwa
adisi gugus –OH pada kedua karbon ikatan
rangkap. Dapat terjadi dengan mereaksikan alkena dengan osmium tetraoksida.
Reaksi terjadi secara syn stereokimia
dan menghasilkan 1,2-dialkohol, atau disebut diol.
Hidroksilasi alkena tidak melibatkan
pembentukan intermediet karbokation tetapi intermediet cyclic osmate yang terbentuk
dalam satu tahap adisi OSO4 pada alkena. Cyclic osmate ini kemudian
dipecah menggunakan sodium bisulfate (NaHSO3).
2. Pemutusan Ikatan Pada Alkena
Pada pembahasan sebelumnya, reaksi adisi
pada alkena akan menghasilkan pemutusan salah satu ikatan rangkap pada alkena
menghasilkan produk dengan karbon yang semula berikatan rangkap menjadi ikatan
tunggal.
Akan tetapi, dengan menggunakan oksidator
yang sangat kuat akan dapat memutus kedua ikatan rangkap alkena.
Ozonolisis (pemaksapisahan oleh ozon)
telah digunakan untuuk menetapkan struktur senyawa tak jenuh, karena reaksi ini
menyebabkan degradasi molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil, yang
dapat diidentifikasi.
Suatu molekul ozon terdiri dari tiga atom
oksigen yang terikat dalam suatu rantai. Kedua ikatan O-O sama panjang (1,29 Ǻ)
dengan sudut ikatan 116°. Struktur paling tepat digambarkan sebagai suatu
hibrida resonansi.
Ozon (O3) biasanya digunakan
untuk memecah ikatan rangkap dalam alkena. Ozon dapat mengadisi dengan cepat
pada alkena membentuk intermediet molozonide yang dengan cepat pula mengalami
penataan ulang membentuk ozonida. Ozonida kemudian diperlakukan dengan reduktor
seperti logam zinc dalam asam asetat untuk mengubahnya menjadi senyawa
karbonil. Hasil akhir ozonolisis adalah pecahnya ikatan rangkap C=C dan
digantikan dengan ikatan rangkap dengan oksigen.
REAKSI-REAKSI ASAM-BASA PADA SENYAWA
ORGANIK
a. Asam Organik
Asam organik dicirikan oleh adanya atom hydrogen yang terpolarisasi
positif. Terdapat dua macam asam organik, yang pertama adanya atom hydrogen
yang terikat dengan atom oksigen, seperti padametil alcohol dan asam asetat.
Kedua, adanya atom hydrogen yang terikat pada atom karbon dimana atom karbon
tersebut berikatan langsung dengan gugus karbonil (C=O), seperti pada aseton.
Metil
alcohol mengandung ikatan O-H dan karenanya bersifat asam lemah, asam asetat
juga memiliki ikatan O-H yang bersifat asam lebih kuat. Asam asetat bersifat
asam yang lebih kuat dari metil alcohol karena basa konjugat yang terbentuk
dapat distabilkan melalui resonansi, sedangkan basa konjugat dari metil alcohol
hanya distabilkan oleh keelektronegativitasan dari atom oksigen.
Keasaman
aseton diperlihatkan dengan basa konjugat yang terbentuk distabilkan dengan
resonansi. Dan lagi satu dari bentuk resonannya menyetabilkan muatan negative
dengan memindahkan muatan tersebut pada atom oksigen.
Senyawa
yang disebut dengan asam karboksilat, memiliki gugus –COOH, terdapat sangat
banyak di dalam organisme hidup dan
terlibat dalam jalur-jalur reaksi metabolic. Asam asetat, asam piruvat, dan
asam sitrat adalah contohnya. Perlu dicatat bahwa pH fisiologis adalah sekitar
7,3. Sehingga asam karboksilat sebagian besar terdapat sebagai anionnya, yaitu
anion karboksilat, -COO-.
b. Basa Organik
Basa
organic dicirikan dengan adanya atom dengan pasangan electron bebas yang dapat
mengikat proton. Senyawa-senyawa yang mengandung nitrogen adalah salah satu contoh
basa organic, tetapi senyawa yang mengandung oksigen dapat pula bertindak
sebagai basa ketika direaksikan dengan asam yang cukup kuat. Perlu dicatat
bahwa senyawa yang mengandung atom oksigen dapat bertindak sebagai asam maupun
basa, tergantung lingkungannya. Misalnya aseton dan metil alcohol dapat
bertindak sebagai asam ketika menyumbangkan proton, tetapi sebagai basa ketika
atom oksigennya menerima proton.
Permasalahan :
ü Menurut artikel yang saya baca, ozonolisis atau pemaksapisahan oleh ozon telah digunakan
untuuk menetapkan struktur senyawa tak jenuh, karena reaksi ini menyebabkan
degradasi molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil, yang dapat
diidentifikasi.
Yang ingin saya tanyakan adalah, apakah ozonolisis ini dapat digunakan
untuk menetapkan struktur senyawa jenuh, atau ozonolisis ini hanya dapat
digunakan untuk menetapkan struktur senyawa tak jenuh saja ? tolong jelaskan ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar